Minggu, 04 Februari 2018

Duhai Istri, Muliakan Suamimu!



Pernikahan yang bahagia adalah impian setiap orang. Namun, adakah pernikahan yang senantiasa bahagia tanpa masalah? Sayangnya tidak. Setiap rumah tangga selalu memiliki riak gelombangnya. Tapi, yang perlu dijaga adalah bagaimana mengelola masalahnya agar tidak menjadi pernikahan yang bermasalah.
Pernikahan, sejatinya adalah komitmen ibadah yang dibangun oleh dua individu yang berbeda untuk menjalani hidup bersama dengan tujuan membangun keluarga dalam ikatan yang kokoh. Pernikahan juga dimaksudkan sebagai sarana memperoleh ketentraman dan kebahagiaan.

Di antara tata aturan berkeluarga dalam Islam, ada hak dan kewajiban antara suami istri. Salah satu kewajiban suami adalah memberi nafkah dan melindungi istri dan anak sekuat kemampuannya. Sementara kewajiban istri kepada suami adalah taat dan memuliakan suami. Memuliakan suami adalah perintah Allah dan rasul. Ayat AlQur’an banyak menjelaskan tentang tugas dan keutamaan suami. Perintah dan keutamaan memuliakan suami juga dipaparkan Rasulullah dalam haditsnya.

Adalah fitrahnya setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan, termasuk suami istri. Pada saat suami memiliki banyak kelebihan daripada istri, akan mudah bagi istri untuk menghormati dan memuliakan suami. Tapi bagi rumah tangga yang istrinya memiliki banyak kelebihan dibandingkan suami, maka ini adalah tantangan dan ujian untuk tetap menjaga kerendahan hati dan penghormatan pada suaminya. Sekarang ini, sudah tidak asing bila istri memiliki kedudukan, penghasilan, ataupun keilmuan yang lebih bagus daripada suami. Lantas, apakah istri tidak boleh memiliki banyak kelebihan daripada suami? Tentu saja boleh. Itu sah-sah saja bagi perempuan. Namun, yang harus sangat diperhatikan adalah, bagaimana seorang istri tetap berlaku hormat pada suami dan menjaga wibawa suami.

Bagi seorang suami, penghargaan itu amatlah sangat penting. Sebagaimana sangat pentingnya sebuah perhatian bagi istri. Maka, istri harus pandai menjaga perasaan suami agar tidak merasa diremehkan atau direndahkan. Pada keadaan istri yang memiliki banyak kelebihan daripada suami, biasanya suami menjadi lebih sensitif. Dan ini akan mudah memicu konflik rumahtangga.

Untuk itu, meskipun istri memiliki keelokkan wajah yang tidak berimbang dengan paras suami, atau berasal dari keluarga dengan strata sosial lebih tinggi dari suami, atau memiliki jabatan dan penghasilan yang lebih besar daripada suami, maka hendaknya istri berusaha keras untuk selalu memuliakan suami. Sebab, bagaimanapun suami adalah qawwam (pemimpin) dalam rumahtangga. Jadi pemuliaan itu bukan karena perempuan lebih rendah derajatnya, tapi karena laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya.

Sebagai pemimpin, berikan kesempatan pada suami untuk menjadi pengambil keputusan untuk pilihan-pilihan besar yang harus diambil keluarga. Tentu saja setelah melalui musyawarah bersama istri. Untuk menjaga harga diri suami, istri harus menjaga cara bicaranya, jangan sampai tutur kata yang disampaikan merendahkan dan meremehkan wibawa suami. Apalagi kalau sampai sang istri menceritakan kekurangan dan ketidakmampuan suami ke orang lain.
Istri juga perlu memberi dukungan atas setiap usaha dan prestasi yang dilakukan suami. Ini akan membuat suami percaya diri dan merasa dihargai dan dibanggakan oleh istrinya. Di luar rumah terutama, istri harus menampilkan hormatnya kepada suami baik itu kepada keluarga besar, teman-teman maupun di hadapan masyarakat umum.

Penghormatan kepada suami akan memunculkan rasa kasih sayangnya kepada istri. Menjaga kemuliaan suami adalah bagian dari usaha meraih pernikahan yang berkah. Sebab keberkahan berawal dari keridhoan Allah. Keridhoaan Allah salah satunya diperoleh dari ridho suami terhadap istrinya.
Top of Form

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow Us @soratemplates