5 Alasan Mengapa Ibu Harus Cerdas

Dulu, sering terdengar pendapat orang-orang tua bahwa perempuan tidak perlu sekolah tinggi-tinggi. Alasannya karena nanti perempuan hanya akan diam di rumah dan berkutat dengan urusan dapur, sumur, kasur. Tapi zaman berubah. Sekarang sudah banyak perempuan yang bisa mengakses pendidikan tinggi S1 hingga S3. Dan luarbiasanya, diantara perempuan-perempuan sarjana itu, tidak sedikit yang mengabdikan dirinya fulltime di rumah saat berstatus sebagai ibu.

Sebagian orang berpikiran bahwa sia-sia saja sekolah tinggi tapi hanya diam di rumah. Disamping itu, banyak orang yang merasa setelah wisuda, artinya dia sudah selesai masa belajar. Padahal sesungguhnya, menjadi perempuan, terutama menjadi ibu, baik workingmom maupun fulltime mom, keduanya harus cerdas dan pintar.

Menjadi cerdas, memang tidak selalu berkorelasi dengan jenjang pendidikan yang ditempuh. Banyak orang sukses yang ternyata tidak menempuh pendidikan formal yang tinggi. Tetapi mengecap pendidikan akademis formal biasanya bermanfaat untuk membentuk kemahiran berfikir Emak. namun, apakah cukup dengan sekolah dan kuliah? Tidak. Poin pentingnya adalah kemahiran berfikir, keterbukaan fikiran dan keluasan wawasan. Seorang ibu bisa saja mendapatkan itu dari proses pendidikan non-formal. Intinya, seorang ibu harus cerdas. Mengapa?

1. Karena ibu adalah sekolah pertama untuk anak-anaknya. Bersama ibu lah anak akan menjalani semua hal pertamanya. Sebagai sekolah, ibu harus menunjukkan keteladanan, mengajarkan banyak hal, memuaskan rasa ingin tahu anak,  menjawab puluhan pertanyaan kritis dan konyol anak setiap harinya.

2. Karena zaman terus berubah. Semakin hari tantangan pengasuhan semakin komplit. Ibu harus cepat mengikuti dan mensiasati perubahan itu. Ibu yang pintar akan membuka pikirannya dan bijaksana mengambil langkah dan pola pengasuhan yang efektif.

3. Karena ibu harus bijak mengelola keuangan keluarga. Sebagai manager keuangan atau bendahara keluarga, ibu harus pintar mengatur alur keuangan seperti pemasukan dan pengeluaran keluarga, memilih tabungan dan investasi, menentukan skala prioritas dan lain sebagainya.

4. Agar ibu memiliki kepercayaan diri. Kepercaaan diri penting bagi seorang ibu agar dia bisa bahagia memandang dirinya sendiri. Selain itu kepercayaan diri akan membuat ibu lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan berbeda yang dimasukinya.    

5. Agar ibu bisa produktif. Ibu harus cerdas agar -baik workingmom maupun fulltimemom- bisa menjadi orang yang mandiri dan produktif. Produktif di sini tidak selalu diartikan menghasilkan secara finasial tapi bisa jadi menghasilkan karya atau kontribusi secara sosial. Hal ini, agar ibu bisa memberikan manfaat, tidak hanya pada keluarganya tetapi juga pada orang lain dan masyarakat.

Untuk itu, menjadi ibu tidak boleh berhenti belajar. Ibu harus membuka wawasan, melatih kemahiran berfikir dan juga menemukan keahliannya agar ia bisa bahagia dengan dirinya, memunculkan anak-anak yang lebih baik, keluarga yang lebih bahagia dan bermanfaat untuk masyarakatnya. Mari, menjadi ibu pembelajar.