Senin, 25 Desember 2017

# MyStory Opini

Membuat Resolusi, Merencanakan Hidup Lebih Baik


Beberapa hari lagi kita akan mengakhiri tahun 2017. Biasanya menjelang tahun baru kita akrab dengan kata resolusi. Meskipun untuk menyusun resolusi baru tidak harus selalu pada momen awal tahun. Sebagian orang menyusun target capaian barunya di hari pertambahan usianya, sebagian lagi pada tahun baru hijriyah (Islam), bahkan ada yang menyusun resolusinya setiap kali memasuki bulan Syawal. Menurut saya sih sah-sah saja, semuanya tergantung kepada pribadi masing-masing.

   
Sebelum cerita lebih lanjut, mari kita telusuri dulu apa sebenarnya makna kata resolusi. Nah, ternyata di Kamus bahasa Indonesia Kontemporer hanya ada satu penjelasan tentang kata ini, yaitu putusan atau kebulatan pendapat berupa permintaan atau tuntutan yang ditetapkan oleh rapat (musyawarah, siding); pernyataan tertulis,biasanya berupa tuntutan tentang suatu hal. Contoh untuk makna ini yang sering kita dengar  belakangan  adalah resolusi PBB untuk masalah Yerussalem. Resolusi yang dihasilkan dari siding umum Negara-negara anggota PBB untuk mengambilkeputusan tentang status Yerussalem yang diklaim oleh Israel dan Amerika Serikat sebagai ibukota Israel.

Sedangkan untuk kata resolusi yang berkaitan dengan pribadi ini ternyata “diadopsi” dari bahasa Inggris. Dalam kamus Oxford Advanced Learner’s Dictionary, kata resolution memiliki beberapa arti. Salah satunya adalah a firm decision to do or not to do something, maksudnya sebuah keputusan yang kuat (komitmen) untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.  

Jadi inti dari resolusi itu adalah keputusan yang tegas, tekad yang bulat dan komitmen untuk sesuatu yang kita ingin capai. Maka membuat resolusi semestinya dilakukan dengan kesadaran penuh untuk memperjuangkan dan mewujudkannya.  Bagi saya pribadi, membuat resolusi yang tidak terlalu banyak, namun terukur dan realistis lebih saya sukai daripada menulis daftar panjang tapi bahkan saya sendiri tidak yakin akan mewujudkannya. Lain halnya kalau kita bias yakin dengan semua daftar panjang yang kita buat. Bermimpi tentu saja tidak salah. Tapi kita sendiri yang paling tahu seberapa jarak kita dengan mimpi itu dan seberapa besar modal kekuatan kita untuk menjadikannya kenyataan dalam jangka waktu tertentu.

Lantas, fulltime mom alias emak-emak dasteran seperti saya ini apa perlu membuat resolusi segala? Jangan-jangan cuma ikut-ikutan aja biar dibilang keren.  Tentu saja perlu. Setiap orang berhak dan wajib meningkatkan kualitas diri dan hidupnya dari waktu ke waktu, tak terkecuali ibu rumah tangga. Dia berhak memiliki capaian-capaian dalam hidupnya sekaligus wajib membuat dirinya lebih baik daripada hari-hari sebelumnya. Kenapa? Karena dengan membuat resolusi sesungguhnya kita tengah menyiapkan hidup kita yang lebih baik dengan terarah dan terencana. Kata orang bijak, orang yang beruntung adalah orang yang hari ini lebih baik daripada hari kemarin.  Bagi saya yang muslim, membuat perencanaan untuk hari yang akan datang adalah tuntunan agama. Dalam Al-Qur’an sendiri  Allah menjelaskan “Dan perhatikanah apa yang telah kamu perbuat untuk hari esokmu?” . Dalam sejarah Islam pun Rasulullah sendiri selalu matang saat merencakan sesuatu dan detail saat menggambarkan impian yang akan dicapai kaum muslimin. 

Lalu apa resolusi saya untuk tahun depan? Sebelum menyusun resolusi baru, akan lebih baik dimulai dengan mengevaluasi dan melihat apa yang sudah dicapai setahun belakangan, apa yang masih relevan dan apa yang tidak. Ini menjadi pijakan awal untuk merancang 2018. Dan saya mengapresiasi diri sendiri untuk hal-hal yang sudah saya raih itu. Percayalah bahwa saat kita bisa menghargai capaian diri sendiri meskipun belum sempurna, maka kita akan bahagia. Ada syukur di sana yng menjadi kunci kebahagiaan itu.

Tahun 2018 ini, saya sebenanya ada PR dari perkuliahan di kelas bunda sayang Institut Ibu Professional yang saya ikuti. Tugasnya adalah membuat project changemaker family alias menjadi keluarga pembuat perubahan. Atau dalam bahasa lain sebagai keluarga agen perubahan.  Targetnya adalah bersama komunitas untuk berkontribusi  melakukan tindakan nyata perubahan ke arah lebih baik secara berkesinambungan di tengah  masyarakat.  Ini tentu saja tugas besar. Namun, semua itu dimulai dulu dari target mengubah dan menjawab tantangan diri sendiri dan keluarga untuk menjadi lebih baik.

Maka kemudian saya merumuskan resolusi saya pada tiga ranah, yaitu pribadi, keluarga dan masyarakat. Sebab ibu rumah tangga seperti saya dalam kesehariannya  mengemban amanah sebagai tiga peran itu, perempuan, ibu dan istri serta anggota masyarakat. Banyak diantara ibu yang mengabdikan dirinya di tengah keluarga, lalu lupa dengan dirinya sendiri. Lalai meng-up date dan meng up-grade dirinya, padahal itu adalah bagian penting untuk dia bisa berbuat lebih baik untuk sekelilingnya. 

Pada posisi saya sebagai individu dan sebagai seorang istri serta ibu, resolusi-resolusi  yang saya buat  mencakup aspek fisik, spiritual, skill dan materi. Diantaranya termasuk target dalam blogging ini 2018 akan konsisten posting minimal 2 tulisan per minggu dan meningkatkan kualitas tulisan dengan content yang mendalam.

Sebagai ibu, diantara resolusi saya adalah berlatih dan menerapkan menu praktis dengan gizi seimbang serta mendokumentasikan dan membuat portofolio perkembangan dan pertumbuhan anak-anak. Dan tak lupa sebagai istri saya juga membuat resolusi untuk membuat hubungan yang semakin baik di usia pernikahan yang memasuki tahun ke-8 ini. 

Sedangkan resolusi saya terkait peran dalam masyarakat, sekaligus menjawab tantangan changemaker family dari IIP,  saya akan melanjutkan satu resolusi saya yang belum terwujud di tahun 2017 yaitu membuat taman bacaan untuk anak-anak. Setahun ini baru berhasil mencicil buku-bukunya. Beberapa anak tetangga dan teman sudah sering datang untuk membaca ataupun meminjam buku, namun belum bisa dibuat taman bacaan yang memadai.  Selain itu nanti diharapkan di taman bacaan ini juga terbentuk kelompok-kelompok belajar untuk anak usia SD dan SMP. 

Setelah menuliskan semua resolusi, saatnya melakukan aksi-aksi untuk mewujudkannya. Tentu semuanya butuh proses, tahapan dan waktu. Mudah-mudahan perjalanan setahun ke depan bisa konsisten  on the track  dan resolusi-resolusi yang sudah dibuat ini bisa tercapaiSalam sukses untuk semua :) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow Us @soratemplates