Selasa, 06 Februari 2018


Cemilan Rabu #2🍎Materi 8 : Cerdas Finansial


PANDUAN menjadi FINANCIAL PLANNER bagi IBU RUMAH TANGGA


Emak-emak itu paling sensi kalo sudah bicara masalah finansial alias pengaturan anggaran belanja rumah tangga. Uang belanja kurang, istri disalahin. Suami terjerat kasus korupsi, istri dianggap biang penyebabnya. Hidup tenang tanpa utangpun, terkadang jadi bahan gosip. Serba salah memang.
Nah, di tengah banyaknya “kesalahan” para istri itu, mari kita coba menguranginya dengan belajar menjadi perencana keuangan yang baik bagi keluarga.
Perencana keuangan di sini maksudnya mampu menyeimbangkan antara pemasukan dan pengeluaran yang terbatas, agar kita dapat memenuhi dan merasionalisasi berbagai kebutuhan dengan keinginan.
Melakukan perencanaan keuangan bukan berarti pelit loh ya dan bukan pula harus mengencangkan ikat pinggang seketat-ketatnya. Nah biar gak ngasal dan membuat kondisi keuangan keluarga semakin runyam, yuk sadari dulu kesalahan-kesalahan dalam melakukan perencanaan keuangan:
1. Menabung tanpa tujuan. Menabung itu perlu tujuan dan target waktu, agar fokus! Menabung tanpa tujuan justru akan membuat pengeluaran jadi kurang terkendali, karena mudah tergoda untuk menggunakannya.
2. Menabung uang sisa penghasilan. Idealnya, menabunglah di awal saat menerima uang.
3. Tidak memiliki dana darurat. Dana darurat adalah dana yang dialokasikan khusus untuk digunakan saat kepepet. Besarnya 10-12 bulan pengeluaran keluarga sehari-hari.
4. Menganggap tabungan = dana darurat. Eits, itu dua jenis dana yang sangat berbeda ya. Dana darurat boleh diutak utik, namun tabungan harus terselamatkan hingga tujuannya tercapai!
Kalau duitnya pas-pasan seperti kita-kita ini, ngapain perlu perencanaan keuangan segala? Malah bikin repot! Gaji suami cuma segitu-gitunya! Eits Maks, justru semakin terbatas penghasilan suami, semakin matang perencanaan keuangan yang harus dilakukan!
Bagaimana caranya? Simak 10 Langkah menjadi Financial Planner bagi Ibu Rumah Tangga berikut ini yaa...
1. Tentukan Tujuan Keuangan (jangka pendek-jangka menengah-jangka panjang).
Komunikasikan dengan suami mengenai apa yang ingin dicapai dengan kondisi keuangan yang ada dan lakukan secara SMART (Jelas-Terukur-Dapat dicapai-Sesuai-Target waktu)
2. Membuat Catatan Keuangan.
Catat semua pengeluaran dalam sebuah buku, sekecil apapun itu dalam empat bagian (Catatan Pendapatan – Catatan Tagihan – Rencana Pengeluaran/Belanja – Realisasi Pengeluaran/Belanja)
Buat perencanaan anggaran (budgeting), meliputi: 50% kebutuhan harian, 30% membayar hutang & menabung, 20% untuk gaya hidup.
Jadikan pelunasan utang sebagai prioritas! Utang yang tak segera dilunasi, akan memperberat beban keuangan rumah tangga. Apalagi jika utang tersebut mengandung riba!
3. Uang Saku. Anggarkan uang saku bagi suami-isti dan anak-anak secara proporsional, untuk memenuhi kebutuhan pribadi masing-masing. Ajarkan anak tentang konsep arti dan nilai uang sejak dini, sehingga kelak ia akan mampu mengelolanya dengan baik.
4. Dana Darurat. Dianggarkan khusus untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya darurat. Niatkan untuk selalu mengisi tabungan dana darurat setiap bulan, agar: tidak perlu berhutang Dana darurat juga dapat digunakan sebagai dana cadangan saat suami memutuskan berwirausaha, untuk menghindari konflik rumah tangga, serta demi kesehatan & ketenangan jiwa.
5. Biaya Pendidikan Anak. Persiapkan dana pendidikan khusus untuk anak-anak. Dapat berupa: tabungan pendidikan, asuransi pendidikan, investasi reksadana, investasi emas fan lainnya. Makin lama waktu untuk mempersiapkan dana pendidikan, makin baik.
6. Asuransi. Sebaiknya miliki asuransi jiwa dan kesehatan. namun: baca & pelajari isi polis dengan baik, pilih perusahaan asuransi yang jelas dan pilih premi sesuai kemampuan. Pilih jenis asuransi murni, bukan unit link, agar manfaat yg diperoleh maksimal.
7. Utang... Boleh Gak Sih? Boleh saja, namun lakukan dengan penuh perhitungan, bukan untuk memenuhi kebutuhan konsumtif. Lalu berkomitmenlah untuk segera melunasinya, baik secara utuh ataupun mencicil.
8. Menabung. Menabunglah untuk tujuan tertentu yang besarannya sesuaikan dengan kemampuan. Sisihkan dana yang akan ditabung di saat awal menerima uang, bukan dari uang yang tersisa dan konsistenlah. Pisahkan rekening tabungan, usahakan tidak berATM agar tak tergoda untuk mengambilnya.
9. Investasi. Kenapa harus berinvestasi? Karena ada konsep nilai waktu uang, di mana nilai uang saat ini akan turun 10-20 tahun yang akan datang. Jadi pertahankan nilai uang melalui investasi, dapat dalam bentuk reksana, emas, pohon, ternak, ataupun usaha sendiri/bisnis.
10. Me Time. Penting ini dan seringkali terlupakan. Saat ber’me-time, silakan melakukan apa saja yang membuat senang. Emak bisa menyalurkan hobi-bersilaturahmi atau memanjakan diri. Gunanya untuk mencharge energi, menjaga kewarasan, membuat pikiran lebih tenang-positif & kreatif. Me-time dapat dilakukan di dalam rumah ataupun di luar rumah, beranggaran khusus atau tanpa dana sepeserpun.
Salam Ibu Profesional,
/Tim Fasilitator Bunda Sayang/
πŸ“šSumber Inspirasi:
Nadya Moeliono & Iin Susanto. 10 Langkah menjadi Financial Planner untuk Diri Sendiri (edisi Khusus Ibu Rumah Tangga). Grasindo. 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow Us @soratemplates